ILMU BUDAYA DASAR
KELOMPOK 2
KEINDAHAN




Di Susun Oleh :

Angga Surya Prianto, NPM : 50418831
Ferdin Faizi,                NPM : 52418681
Ilham Pratama,            NPM : 53418260
Muhammad Iqbal,      NPM : 54418707
Satria Syifa Arizal,     NPM : 56418547
KELAS 1IA01


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2019

DAFTAR ISI


BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Keindahan

Keindahan berasal dari kata indah, yang artinya adalah bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah adalah segala hasil seni meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga), Manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh) Keindahan adalah identik dengan kebenaran atau kenyataan.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya ‘Garis Besar Estetik’ (Filsafat Keindahan) dalam bahasa inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful” Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”. Kata-kata itu berasal dari bahasa latin “bellum”. Akar Katanya adalah “bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan terakhir dipendekan sehingga ditulis “bellum”.( Sulaeman, Munandar. 1998. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar:3)
Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan, dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukan betapa manusia sangat gandrung dan mencintai keindahan. Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan sebagai sesuatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah. Untuk pembedaan itu dalam bahasa inggris sering dipergunakan istilah “beauty” (keindahan) dan” the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini kadang-kadang dicampuradukan saja disamping itu terdapat juga perbedaan menurut luasnya perngertian ini sebagai berikut:
1. Keindahan dalam arti luas
2. Keindahan dalam arti estetis murni
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya dengan penglihatannya.
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya tercakup pula kebaikan, plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, Sedangkan Aritoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran yang indah dan adab kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran .Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.( Tri Prasetya Joko. 2004. Ilmu Budaya Dasar:2)

2.2 Unsur Keindahan

Keindahan dapat diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan sendiri mempunyai unsur. Unsur ialah satuan bagian penting yang membentuk sesuatu kebulatan yang lebih besar yang dapat bersifat pokok, atau hanya bersifat pelengkap.
Menurut Aristoteles unsur-unsur keindahan dalam alam maupun pada karya manusia adalah suatu ketertiban dan suatu besaran (ukuran tertentu). Menurut filsuf Abad Tengah Thomas Aquinas, keindahan meliputi 3 persyaratan, yaitu:   
1. Integrity or perfection         (keutuhan atau kesempurnaan)
2. Proportion or harmony        (perimbangan atau keserasian)
3. Brightness or clarity            (kecemerlangan atau kejelasan)
(Sulaeman, Munandar. 1998. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar:14)
Gagasan Thomas Aquinas terhadap keindahan merupakan pengaruh dari Aristoteles karena dia adalah pengagum Aristoles. Dengan 3 persyaratan yang dikemukakan oleh Aquinas maka para ahli modern 3 unsur keindahan disebut kesatuan, perimbangan, dan kejelasan yang merupakan titik awal dari kebesaran suatu karya seni.
      Pada masa neo-klasik pada abad ke-16 dan ke-17 setelah bermunculan karya seni ciptaan para seniman sebagian ahli estetika menetapkan bahwa unsur pokok keindahan yang utama adalah kesatuan (unity), kemudian unsur kesatuan itu mengalami penyempurnaan dan penegasan dengan ungkapan “kesatuan interen dari bagian-bagian” (internal unity of the parts). Para ahli menciptakan sebuah istilah yang sepadan disebut sebagai “kesatuan organis” (organic unity), pada akhirnya para ahli keindahan berbicara tentang “kesatuan dalam keanekaragaman” (unity in variety).
Monroe Beardsley mengemukakan 3 ciri yang membuat indah benda estetis karya seni pada umumnya, yaitu :
1. Kesatuan (unity): benda estetis tersusun secara baik atau sempurna bentuknya.
2. Kerumitan (complexity): karya seni kaya akan isi maupun unsur-unsur yang saling  berlawanan   atau mengandung perbedaan-perbedaan yang halus.
3. Kesungguhan (intensity): karya seni yang baik harus mengandung kualitas tertentu yang menonjol, bukan sekedar sesuatu yang kosong.
(Sulaeman, Munandar. 1998. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar:16)
Jadi, menurut Monroe Beardsley suatu karya seni yang indah harus memiliki tingkat kerumitan yang tinggi, memiliki konsep, teknik dan visualisasi yang rumit. Karya seni yang bermutu adalah karya seni yang sulit dicerna oleh siapapun dan harus memiliki keragaman baik unsur maupun teknik yang digunakan.
(Sulaeman, Munandar. 1998. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar:16)
      Pada prinsipnya, setiap manusia menyukai setiap hal yang mengandung unsur keindahan. Keindahan yang terkandung dalam unsur bentuk, gerakan , hingga warna. Warna merupakan salah satu elemen keindahan terpenting dalam setiap karya seni. Selain mengandung kesan estetika setiap warna memiliki arti untuk menghidupkan sebuah karya seni. Kepiawaian seniman dalam memainkan warna akan mempengaruhi tingkat kualitas sebuah karya seni. Warna-warni termasuk kualitas sekunder. Warna-warna merah, kuning, dan biru disebut warna derajat pertama atau primer. Warna merah menggambarkan panas, kegembiraan, dan kegiatan sangat baik untuk menimbulkan suasana hangat. Warna kuning merupakan warna matahari. Warna biru adalah warna langit dan laut sehingga menimbulkan suasana adem. Sedangkan warna-warna orannye, hijau, dan, ungu disebut warna derajat kedua atau sekunder.
Jadi, penerapan keindahan juga terdapat pada masyarakat Indonesia. Seni kerajinan anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, daun lontar, daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dll. Contoh seni kerajinan anyaman adalah topi, tas, keranjang, dll. Seni kerajinan tangan anyaman adalah suatu karya estetik yang memiliki nilai keindahan yang mengandung unsur kesatuan, kerumitan, dan kesungguhan dalam proses pembuatanya. Dalam suatu kerajinan pastinya tidak lepas dari unsur-unsur warna untuk memberikan kesan tersendiri dalam pembuatanya, karena warna-warna tersebut membuat suatu kerajinan terlihat lebih bagus dan indah. Salah satu penerapan keindahan pada diri pribadi yaitu pada pola hidup sehat dengan cara memperhatikan segala macam aspek kondisi tubuh. Baik dari makanan, minuman, maupun nutrisi yang masuk kedalam tubuh serta rutin berolahraga. Karena tubuh yang sehat merupakan dari perwujudan suatu keindahan pada diri pribadi.

2.3 Macam Macam Keindahan

Kata indah artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Keindahan seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual. Keindahan seni mencakup berbagai banyak hal diantaranya yaitu seni 2 dimensi dan seni 3 dimensi. Seni 2 dimensi yaitu seni yang hanya bisa di nikmati keindahannya saja tetapi tidak berbentuk seperti yang 3 dimensi karena hanya mencakup dalam gambar, contohnya seni lukis atau seni art. Sedangkan seni 3 dimensi yaitu seni yang bisa dinikmati keindahanya dalam bentuk dan nyata berbentuk contohnya seni patung dan sebagainya.
Keindahan alam mungkin mencakup dalam lingkungan yang berada di sekitar kita, karena keindahan alam bisa di nikmati oleh semua orang tanpa terkecuali bahkan banyak keindahan alam yang terdapat di indonesia yang seharusnya dinikamati oleh para pribumi.
Keindahan moral adalalah suatu keindahan yang terdapat pada sikap dan tingkahlaku yang ada pada setiap manusia. Keindahan moral akan terasa indah apabila semua sikap dan tingkahlaku yang dilakukan baik dan berada pada tempatnya. Keindahan moral setiap orang akan berbeda, tergantung pada manusianya sendiri yang menyikapi dan menempatakannya.
Keindahan intelektual pasti dimiliki oleh semua orang yang mempunyai intelektual yang tinggi maupun rendah, semua tergantung menyikapi dan menikmati intelektual yang ada pada diri sendiri. Bahakan keindahan intelektual akan lebih indah apabila bisa memiliki rasa saling berbagi kepada sesama ilmu yang dimiliki.


2.4 Pengaruh Keindahan

Manusia dan keindahan adalah dua hal yang tidak pernah akan lepas dan tidak dapat dipisahkan, karena pada dasarnya manusia itu sendiri adalah karya cipta Allah yang paling indah dan terencana. Bayangkan, mulai dari penempatan mata, hidung, mulut dan anggota tubuh lainnya, bahkan jauh dari itu semua akal adalah ciptaan yang paling menakjubkan yang hanya Allah berikan kepada manusia. Dan pada hakekat diri Allah itu sendiri adalah dzat yang Maha Indah dan cinta pada keindahan.( Whidagdo, Djoko. 2002. Ilmu budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran Dan Hadits:2)
Sesuatu yang indah paling tidak akan dapat dirasakan dengan panca indra manusia, baik visual maupun audio visual yang dimiliki oleh manusia. Namun ada kalanya manusia juga mengedepankan nilai moral pada penilian keindahan tersebut dengan harapan dapat memupuk sensitifitas moral pada sebuah arti keindahan. Sehingga disebutkan bahwa yang indah itu hanyalah yang baik, jika belum baik maka tidak indahlah sesuatu tersebut dan lebih jauh lagi keindahan yang tidak didasari oleh moralitas belum disebut sebuah keindahan.
Di setiap jiwa manusia pastilah mempunyai naluri estetika dan juga manusia membutuhkan seni dan keindahan itu sendiri. Di dunia ini telah banyak hasil kesenian yang akan menggugah hati untuh menikmati hal tersebut sebagai sebuah keindahan yang telah diciptakan oleh orang. Baik itu berupa karya arsitektur seperti candi Borobudur, patung. Seni rupa seperti lukisan. Nada berupa musik bahkan karya tulis sekalipun adalah bagian dari hasil karya manusia yang mengandung keindahan.( Whidagdo, Djoko. 2002. Ilmu budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran Dan Hadits:2)

2.5  Hubungan Manusia dengan Keindahan

Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan 6 kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan makna yang sepenuh – penuhnya mengenai obyek yang di ungkapkan.
Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri.
Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling indah.
Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.

2.6 Contoh Keindahan

Keindahan adalah sesuatu yang membuat diri maupun hati manusia terkagum-kagum akan suatu pesona dari manusia, benda, lingkungan tempat tinggal maupun pemandangan alam yang dilihatnya. Keindahan identik dengan sesuatu hal yang manusia tersebut baru melihatnya pertama kali, misal manusia tersebut pergi kesuatu tempat dipesisir pantai yang berada jauh dari tempat tinggalnya yang belum pernah ia datangi sebelumnya. Dan setiap keindahan itu tergantung pada selera orang masing-masing.
Menurut kami keindahan abstrak itu adalah suatu konsep yang dapat diartikan sulit untuk dipahami, tetapi bukan berarti tidak bisa untuk dimengerti. Sedangkan jika dibandingkan dengan suatu benda, keindahan tersebut dapat diartikan maupun diungkapkan dengan kata-kata. Salah satu contohnya yaitu lukisan, patung, pemandangan dll. Lukisan dan patung adalah karya seni yang dibuat oleh manusia. Secara garis besar keindahan itu juga dapat dibuat oleh manusia.Keindahan dalam arti luas.
Keindahan dalam arti luas meliputi
1.      Keindahan Jasmani
2.      Keindahan Seni
3.      Keindahan Alam
4.      Keindahan Moral
5.      Keindahan Intelek
-          Keindahan dari jasmani dan rohani dapat di ibaratkan keindahan dari jiwa maupun raga yang dimiliki oleh manusia.
-          Keindahan seni dapat diartikan dengan pembuatan hasil karya, entah itu karya musik, tari, patung, maupun lukisan.
-          Keindahan alam dapat di artikan dengan penglihatan akan suatu pesona alam, dan dapat dijelaskan dengan kata-kata begitu juga sama dengan keindahan seni.
-          Keindahan moral dapat dilihat dari perilaku, kepribadian dan tata karma setiap individu manusia.
-          Keindahan intelek dimana keindahan dalam cara manusia berfikir dengan cerdik.

Nilai estetik adalah hal yang mencakup dari keindahan itu sendiri, yaitu keindahan dapat dinikmati oleh mata, jiwa, perasaan, maupun dengan telinga. Semua hal tersebut berkenaan dengan apa yang dilihat oleh manusia itu.
Keindahan juga memiliki nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik
Nilai ekstrinsik. Dapat diartikan sebagai alat bantu untuk menyempurnakan suatu keindahan. Contoh Sebuah musik jika tidak dibantu dengan nada dan irama yang pas, maka music itu tidak akan terdengar indah jika tederngar ditelinga.
Nilai intrinsik. Dapat diartikan dengan nilai yang terkandung dalam suatu keindahan. Contoh Lukisan yang dibuat oleh tangan manusia memiliki arti dan maksud dari lukisan yang ia buat. Dalam arti luas adalah pendeskripsian dari lukisan yang dibuat.
Pengertian tentang kontemplasi dan ekstansi
Setiap manusia memiliki rasa atau selera tentang keindahan. Sedangkan keindahan tersebut terbagi lagi menjadi kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi yaitu dasar dari pemikirian manusia untuk menyatakan keindahan. Sedangkan ekstansi adalah untuk merasakan atau menikmati suatu keindahan. Jadi kontemplasi dan ekstansi saling keterhubungan. Sehingga manusia dapat merasakan suatu keindahan dan kemudian dinyatakan oleh ungkapan.

Keindahan dalam Bidang Seni
Keindahan yang diperbincangkan dalam tulisan ini adalah keindahan seth, sehingga tidak terlepas dan pembicaraan tentang seni atau karya seni (keindahan seni, seni sebagai intuisi dan cita-cita seni). Keindahan tentang seni telah lama menarik perhatian para ahli atau filosof. Sejak jaman Plato sampai jaman modern sekarang ini. Teori tentang keindahan seni (artistik) muncul, karena mereka berpendapat bahwa seni adalah pengetahuan persepsi perasaan yang khusus. lstilah “estetika”, yang dikemukakan untuk pertama kali oleh Baumgarten, dipergunakan untuk membicarakan teori tentang keindahan seni (artistik). Kemudian pengertian estetika berkembang, akhir-akhir ini diberi arti sebagai “ilmu pengetahuan tentang seni”.
Manusia memiliki sensibilitas esthetis, karena itu manusia tak dapat dilepaskan dan keindahan. Manusia membutuhkan keindahan dalam kesempurnaan (keutuhan) pribadinya. Tanpa estetika ini, kemanusiaan tidak lagi mempunyai perasaan dan semua kehidupan akan menjadi steril. Demikian eratnya kehidupan manusia dengan keindahan, maka banyak para ahli/cendekiawan mengadakan studi khusus tentang keindahan.
Teori tentang keindahan dan seni dikembangkan dan dimasukkan ke dalam pengertian “estetika”. Aslinya estetika berarti “tentang ilmu penginderaan” yang sesuai dengan pengertian etinologisnya. Tetapi kemudian diberi pengertian yang dapat diterima lebih luas ialah teori tentang keindahan dan seni.
Filosof yang pertama memperlakukan estetika sebagai suatu bidang studi khusus ialah Baumgarten (1735). Baumgarten mengkhususkan penggunaan istilah ‘estetika” untuk teori tentang keindahan artistik, karena ia berpendapat seni sebagai pengetahuan perseptif perasaan yang khusus. Tetapi filosof lain yaitu Kant tidak sependapat, sehingga ia tidak pernah menggunakan istilah estetika dalam memperbincangkan teori tentang keindahan dan seni.
Aristoteles menggunakan istilah “puitik” dan untuk teori keindahan artistik, yang oleh Baumgarten dijadikan bagian khusus dan estetika.Dahulu estetika dianggap sebagai suatu cabang filsafat, sehingga memiliki atau diberi pengertian sebagai sinonim dan filsafat seni. Tetapi sejak akhir abad 19, lebih-lebih akhir- akhir ini ada suatu gejala yang menekankan sifat-sifat imperis, oleh karena itu menganggap sebagai “ilmu pengetahuan tentang seni”.

2.7 Masalah Keindahan

Keindahan merupakan anugerah yang diciptakan oleh tuhan untuk kita baik itu berupa penglihatan maupun pendengaran, terutama di bidang seni. Tetapi sayangnya masih banyak orang yang tidak mengetahui dengan pasti letak keindahan atau makna sebenarnya dari hasil karya para seniman, yang membuat mereka memberikan kritikan pedas atau bahkan menghina hasil karya mereka yang membuat seniman tersebut depresi dan akhirnya bunuh diri. Telah banyak kasus seperti ini terjadi salah satu contoh yang bahkan hingga saat ini masih kita ingat ialah pelukis terkenal asal belanda yaitu Van Gogh. Dalam semasa hidupnya karya yang dihasilkannya tidak terlalu di apresiasi dengan baik oleh kebanyakan orang pada saat itu, yang membuat ia depresi lalu mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri yaitu pada usia 37 tahun. Namun nyatanya setelah ia meninggal karyanya mulai di kenal oleh banyak orang, mulai dari tempatnya berasal hingga menyebar luas ke seluruh dunia.

2.8 Solusi

Dengan diadakannya acara pameran karya seni seniman – seniman yang ada merasa dihargai hasil karyanya. Dan hasil karya  para seniman dapat diapresiasi oleh para pengunjung yang datang kepameran tersebut, agar hasil karya para seniman akan terus hidup dan di apresiasi hingga generasi selanjutnya.

2.9 Saran

Sebaiknya mulai dari sekarang kita harus menanamkan dalam diri kita sikap saling menghormati satu sama lain, dan belajar untuk mengetahui betul unsur keindahan dari setiap aspek di dalam hidup kita ini. Dan alangkahnya baiknya kita memberikan masukan atau saran secara baik – baik agar tidak memberikan efek negatif kepada si pendengar, agar kejadian yang sudah lampau tidak terjadi lagi.

DAFTAR PUSTAKA                                                                         
Sulaeman, Munandar. 1998. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama

Tri Prasetya Joko. 2004. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Asli Mahasatya

Whidagdo, Djoko. 2002. Ilmu budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran Dan Hadits.
Jakarta: PT. Raja Geapindo Persada 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Data