ILMU BUDAYA DASAR
KELOMPOK
2
KEINDAHAN
Di Susun Oleh :
Angga
Surya Prianto, NPM : 50418831
Ferdin
Faizi, NPM : 52418681
Ilham
Pratama, NPM : 53418260
Muhammad
Iqbal,
NPM : 54418707
Satria
Syifa Arizal, NPM : 56418547
KELAS
1IA01
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2019
DAFTAR ISI
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keindahan
Keindahan berasal dari kata indah, yang artinya adalah
bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat
indah adalah segala hasil seni meskipun tidak semua hasil seni indah,
pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga), Manusia (wajah,
mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh) Keindahan adalah identik dengan
kebenaran atau kenyataan.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya ‘Garis Besar
Estetik’ (Filsafat Keindahan) dalam bahasa inggris keindahan itu diterjemahkan
dengan kata “beautiful” Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”. Kata-kata
itu berasal dari bahasa latin “bellum”. Akar Katanya adalah “bonum” yang
berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “bonellum” dan
terakhir dipendekan sehingga ditulis “bellum”.( Sulaeman, Munandar. 1998. Ilmu
Budaya Dasar Suatu Pengantar:3)
Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah,
kendaraan, dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi
yang melihatnya. Semua ini menunjukan betapa manusia sangat gandrung dan
mencintai keindahan. Menurut cakupannya orang harus membedakan keindahan
sebagai sesuatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah.
Untuk pembedaan itu dalam bahasa inggris sering dipergunakan istilah “beauty”
(keindahan) dan” the beautiful” (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat,
kedua pengertian ini kadang-kadang dicampuradukan saja disamping itu terdapat
juga perbedaan menurut luasnya perngertian ini sebagai berikut:
1. Keindahan dalam arti luas
2. Keindahan dalam arti estetis murni
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam pengertiannya
dengan penglihatannya.
Keindahan dalam arti
luas merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang didalamnya
tercakup pula kebaikan, plato misalnya menyebut tentang watak yang indah dan
hukum yang indah, Sedangkan Aritoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu
yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah,
kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah pikiran
yang indah dan adab kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga mengenal
keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk keindahan
berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan pendengaran
.Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi keindahan seni, keindahan
alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.( Tri Prasetya Joko. 2004. Ilmu
Budaya Dasar:2)
2.2 Unsur Keindahan
Keindahan
dapat diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau
elok. Keindahan sendiri mempunyai unsur. Unsur ialah satuan bagian penting yang
membentuk sesuatu kebulatan yang lebih besar yang dapat bersifat pokok, atau
hanya bersifat pelengkap.
Menurut
Aristoteles unsur-unsur keindahan dalam alam maupun pada karya manusia adalah
suatu ketertiban dan suatu besaran (ukuran tertentu). Menurut filsuf Abad
Tengah Thomas Aquinas, keindahan meliputi 3 persyaratan,
yaitu:
1.
Integrity or perfection (keutuhan
atau kesempurnaan)
2.
Proportion or harmony (perimbangan
atau keserasian)
3.
Brightness or
clarity
(kecemerlangan atau kejelasan)
(Sulaeman,
Munandar. 1998. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar:14)
Gagasan
Thomas Aquinas terhadap keindahan merupakan pengaruh dari Aristoteles karena
dia adalah pengagum Aristoles. Dengan 3 persyaratan yang dikemukakan oleh
Aquinas maka para ahli modern 3 unsur keindahan disebut kesatuan, perimbangan,
dan kejelasan yang merupakan titik awal dari kebesaran suatu karya seni.
Pada masa neo-klasik pada abad ke-16 dan ke-17 setelah bermunculan karya seni
ciptaan para seniman sebagian ahli estetika menetapkan bahwa unsur pokok
keindahan yang utama adalah kesatuan (unity), kemudian unsur kesatuan itu
mengalami penyempurnaan dan penegasan dengan ungkapan “kesatuan interen dari
bagian-bagian” (internal unity of the parts). Para ahli menciptakan sebuah
istilah yang sepadan disebut sebagai “kesatuan organis” (organic unity), pada
akhirnya para ahli keindahan berbicara tentang “kesatuan dalam keanekaragaman”
(unity in variety).
Monroe
Beardsley mengemukakan 3 ciri yang membuat indah benda estetis karya seni pada
umumnya, yaitu :
1.
Kesatuan (unity): benda estetis tersusun secara baik atau sempurna bentuknya.
2. Kerumitan (complexity): karya seni kaya
akan isi maupun unsur-unsur yang saling berlawanan atau mengandung perbedaan-perbedaan yang halus.
3. Kesungguhan (intensity): karya
seni yang baik harus mengandung kualitas tertentu yang menonjol, bukan sekedar
sesuatu yang kosong.
(Sulaeman, Munandar. 1998. Ilmu
Budaya Dasar Suatu Pengantar:16)
Jadi,
menurut Monroe Beardsley suatu karya seni yang indah harus memiliki tingkat
kerumitan yang tinggi, memiliki konsep, teknik dan visualisasi yang rumit.
Karya seni yang bermutu adalah karya seni yang sulit dicerna oleh siapapun dan
harus memiliki keragaman baik unsur maupun teknik yang digunakan.
(Sulaeman,
Munandar. 1998. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar:16)
Pada prinsipnya, setiap manusia menyukai setiap hal yang mengandung unsur
keindahan. Keindahan yang terkandung dalam unsur bentuk, gerakan , hingga
warna. Warna merupakan salah satu elemen keindahan terpenting dalam setiap
karya seni. Selain mengandung kesan estetika setiap warna memiliki arti untuk
menghidupkan sebuah karya seni. Kepiawaian seniman dalam memainkan warna akan
mempengaruhi tingkat kualitas sebuah karya seni. Warna-warni termasuk kualitas
sekunder. Warna-warna merah, kuning, dan biru disebut warna derajat pertama
atau primer. Warna merah menggambarkan panas, kegembiraan, dan kegiatan sangat
baik untuk menimbulkan suasana hangat. Warna kuning merupakan warna matahari.
Warna biru adalah warna langit dan laut sehingga menimbulkan suasana adem.
Sedangkan warna-warna orannye, hijau, dan, ungu disebut warna derajat kedua
atau sekunder.
Jadi,
penerapan keindahan juga terdapat pada masyarakat Indonesia. Seni kerajinan
anyaman, kerajinan ini biasanya menggunakan bahan rotan, bambu, daun lontar,
daun pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok, dll. Contoh seni
kerajinan anyaman adalah topi, tas, keranjang, dll. Seni kerajinan tangan
anyaman adalah suatu karya estetik yang memiliki nilai keindahan yang
mengandung unsur kesatuan, kerumitan, dan kesungguhan dalam proses pembuatanya.
Dalam suatu kerajinan pastinya tidak lepas dari unsur-unsur warna untuk
memberikan kesan tersendiri dalam pembuatanya, karena warna-warna tersebut
membuat suatu kerajinan terlihat lebih bagus dan indah. Salah satu penerapan
keindahan pada diri pribadi yaitu pada pola hidup sehat dengan cara
memperhatikan segala macam aspek kondisi tubuh. Baik dari makanan, minuman,
maupun nutrisi yang masuk kedalam tubuh serta rutin berolahraga. Karena tubuh
yang sehat merupakan dari perwujudan suatu keindahan pada diri pribadi.
2.3 Macam Macam Keindahan
Kata indah artinya bagus, permai,
cantik, elok, molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran.
Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai
yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang
tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat
universal, artinya tidak terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat,
kedaerahan, selera mode, kedaerahan atau lokal.
Keindahan seluas-luasnya meliputi
keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual.
Keindahan seni mencakup berbagai banyak hal diantaranya yaitu seni 2 dimensi
dan seni 3 dimensi. Seni 2 dimensi yaitu seni yang hanya bisa di nikmati
keindahannya saja tetapi tidak berbentuk seperti yang 3 dimensi karena hanya
mencakup dalam gambar, contohnya seni lukis atau seni art. Sedangkan seni 3
dimensi yaitu seni yang bisa dinikmati keindahanya dalam bentuk dan nyata
berbentuk contohnya seni patung dan sebagainya.
Keindahan alam mungkin mencakup
dalam lingkungan yang berada di sekitar kita, karena keindahan alam bisa di
nikmati oleh semua orang tanpa terkecuali bahkan banyak keindahan alam yang
terdapat di indonesia yang seharusnya dinikamati oleh para pribumi.
Keindahan moral adalalah suatu keindahan yang terdapat
pada sikap dan tingkahlaku yang ada pada setiap manusia. Keindahan moral akan
terasa indah apabila semua sikap dan tingkahlaku yang dilakukan baik dan berada
pada tempatnya. Keindahan moral setiap orang akan berbeda, tergantung pada
manusianya sendiri yang menyikapi dan menempatakannya.
Keindahan intelektual pasti
dimiliki oleh semua orang yang mempunyai intelektual yang tinggi maupun rendah,
semua tergantung menyikapi dan menikmati intelektual yang ada pada diri
sendiri. Bahakan keindahan intelektual akan lebih indah apabila bisa memiliki
rasa saling berbagi kepada sesama ilmu yang dimiliki.
2.4 Pengaruh Keindahan
Manusia dan keindahan adalah dua hal yang
tidak pernah akan lepas dan tidak dapat dipisahkan, karena pada dasarnya
manusia itu sendiri adalah karya cipta Allah yang paling indah dan terencana.
Bayangkan, mulai dari penempatan mata, hidung, mulut dan anggota tubuh lainnya,
bahkan jauh dari itu semua akal adalah ciptaan yang paling menakjubkan yang
hanya Allah berikan kepada manusia. Dan pada hakekat diri Allah itu sendiri
adalah dzat yang Maha Indah dan cinta pada keindahan.( Whidagdo, Djoko.
2002. Ilmu budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran Dan Hadits:2)
Sesuatu yang indah paling tidak akan dapat
dirasakan dengan panca indra manusia, baik visual maupun audio visual yang
dimiliki oleh manusia. Namun ada kalanya manusia juga mengedepankan nilai moral
pada penilian keindahan tersebut dengan harapan dapat memupuk sensitifitas
moral pada sebuah arti keindahan. Sehingga disebutkan bahwa yang indah itu
hanyalah yang baik, jika belum baik maka tidak indahlah sesuatu tersebut dan
lebih jauh lagi keindahan yang tidak didasari oleh moralitas belum disebut
sebuah keindahan.
Di setiap jiwa manusia pastilah mempunyai
naluri estetika dan juga manusia membutuhkan seni dan keindahan itu sendiri. Di
dunia ini telah banyak hasil kesenian yang akan menggugah hati untuh menikmati
hal tersebut sebagai sebuah keindahan yang telah diciptakan oleh orang. Baik
itu berupa karya arsitektur seperti candi Borobudur, patung. Seni rupa seperti
lukisan. Nada berupa musik bahkan karya tulis sekalipun adalah bagian dari
hasil karya manusia yang mengandung keindahan.( Whidagdo, Djoko. 2002. Ilmu
budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran Dan Hadits:2)
2.5 Hubungan
Manusia dengan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan
sehingga diperlukan pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai
bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya
manjadi bagian dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan
terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas
keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi,
sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan
merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan
merupakan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai
yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang
tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan
Monalisa tidak indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini
bukan 6 kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni,
seni berusaha memberikan makna yang sepenuh – penuhnya mengenai obyek yang di
ungkapkan.
Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai
pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual)
atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan. Alamiah
itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu
sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan
behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri.
Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah,
sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang
yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan
kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain
imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai
objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan
orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama,
kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang
paling indah.
Jadi keindahan mempunyai dimensi interaksi yang sangat
luas baik hubungan manusia dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan
Tuhan, dan bagi orang itu sendiri yang melakukan interaksi. Pengungkapan
keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan
tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai
penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan
nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi
lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia,
martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.
2.6 Contoh Keindahan
Keindahan adalah
sesuatu yang membuat diri maupun hati manusia terkagum-kagum akan suatu pesona
dari manusia, benda, lingkungan tempat tinggal maupun pemandangan alam yang
dilihatnya. Keindahan identik dengan sesuatu hal yang manusia tersebut baru
melihatnya pertama kali, misal manusia tersebut pergi kesuatu tempat dipesisir
pantai yang berada jauh dari tempat tinggalnya yang belum pernah ia datangi
sebelumnya. Dan setiap keindahan itu tergantung pada selera orang
masing-masing.
Menurut kami
keindahan abstrak itu adalah suatu konsep yang dapat diartikan sulit untuk
dipahami, tetapi bukan berarti tidak bisa untuk dimengerti. Sedangkan jika
dibandingkan dengan suatu benda, keindahan tersebut dapat diartikan maupun
diungkapkan dengan kata-kata. Salah satu contohnya yaitu lukisan, patung,
pemandangan dll. Lukisan dan patung adalah karya seni yang dibuat oleh manusia.
Secara garis besar keindahan itu juga dapat dibuat oleh manusia.Keindahan dalam
arti luas.
Keindahan dalam
arti luas meliputi
1. Keindahan
Jasmani
2. Keindahan
Seni
3. Keindahan
Alam
4. Keindahan
Moral
5. Keindahan
Intelek
- Keindahan
dari jasmani dan rohani dapat di ibaratkan keindahan dari jiwa maupun raga yang
dimiliki oleh manusia.
- Keindahan
seni dapat diartikan dengan pembuatan hasil karya, entah itu karya musik, tari,
patung, maupun lukisan.
- Keindahan
alam dapat di artikan dengan penglihatan akan suatu pesona alam, dan dapat
dijelaskan dengan kata-kata begitu juga sama dengan keindahan seni.
- Keindahan
moral dapat dilihat dari perilaku, kepribadian dan tata karma setiap individu
manusia.
- Keindahan
intelek dimana keindahan dalam cara manusia berfikir dengan cerdik.
Nilai estetik
adalah hal yang mencakup dari keindahan itu sendiri, yaitu keindahan dapat
dinikmati oleh mata, jiwa, perasaan, maupun dengan telinga. Semua hal tersebut
berkenaan dengan apa yang dilihat oleh manusia itu.
Keindahan juga
memiliki nilai ekstrinsik dan nilai instrinsik
Nilai ekstrinsik. Dapat diartikan sebagai alat
bantu untuk menyempurnakan suatu keindahan. Contoh Sebuah musik jika tidak
dibantu dengan nada dan irama yang pas, maka music itu tidak akan terdengar
indah jika tederngar ditelinga.
Nilai intrinsik.
Dapat diartikan dengan nilai yang terkandung dalam suatu keindahan. Contoh
Lukisan yang dibuat oleh tangan manusia memiliki arti dan maksud dari lukisan
yang ia buat. Dalam arti luas adalah pendeskripsian dari lukisan yang dibuat.
Pengertian tentang
kontemplasi dan ekstansi
Setiap manusia memiliki rasa atau selera tentang
keindahan. Sedangkan keindahan tersebut terbagi lagi menjadi kontemplasi dan
ekstansi. Kontemplasi yaitu dasar dari pemikirian manusia untuk menyatakan
keindahan. Sedangkan ekstansi adalah untuk merasakan atau menikmati suatu
keindahan. Jadi kontemplasi dan ekstansi saling keterhubungan. Sehingga manusia
dapat merasakan suatu keindahan dan kemudian dinyatakan oleh ungkapan.
Keindahan dalam Bidang Seni
Keindahan yang diperbincangkan dalam tulisan ini
adalah keindahan seth, sehingga tidak terlepas dan pembicaraan tentang seni
atau karya seni (keindahan seni, seni sebagai intuisi dan cita-cita seni).
Keindahan tentang seni telah lama menarik perhatian para ahli atau filosof.
Sejak jaman Plato sampai jaman modern sekarang ini. Teori tentang keindahan
seni (artistik) muncul, karena mereka berpendapat bahwa seni adalah pengetahuan
persepsi perasaan yang khusus. lstilah “estetika”, yang dikemukakan untuk
pertama kali oleh Baumgarten, dipergunakan untuk membicarakan teori tentang keindahan
seni (artistik). Kemudian pengertian estetika berkembang, akhir-akhir ini
diberi arti sebagai “ilmu pengetahuan tentang seni”.
Manusia memiliki sensibilitas esthetis, karena itu
manusia tak dapat dilepaskan dan keindahan. Manusia membutuhkan keindahan dalam
kesempurnaan (keutuhan) pribadinya. Tanpa estetika ini, kemanusiaan tidak lagi
mempunyai perasaan dan semua kehidupan akan menjadi steril. Demikian eratnya
kehidupan manusia dengan keindahan, maka banyak para ahli/cendekiawan
mengadakan studi khusus tentang keindahan.
Teori tentang keindahan dan seni dikembangkan dan
dimasukkan ke dalam pengertian “estetika”. Aslinya estetika berarti “tentang
ilmu penginderaan” yang sesuai dengan pengertian etinologisnya. Tetapi kemudian
diberi pengertian yang dapat diterima lebih luas ialah teori tentang keindahan
dan seni.
Filosof
yang pertama memperlakukan estetika sebagai suatu bidang studi khusus ialah
Baumgarten (1735). Baumgarten mengkhususkan penggunaan istilah ‘estetika” untuk
teori tentang keindahan artistik, karena ia berpendapat seni sebagai
pengetahuan perseptif perasaan yang khusus. Tetapi filosof lain yaitu Kant
tidak sependapat, sehingga ia tidak pernah menggunakan istilah estetika dalam
memperbincangkan teori tentang keindahan dan seni.
Aristoteles menggunakan istilah “puitik” dan untuk
teori keindahan artistik, yang oleh Baumgarten dijadikan bagian khusus dan
estetika.Dahulu estetika dianggap sebagai suatu cabang filsafat, sehingga
memiliki atau diberi pengertian sebagai sinonim dan filsafat seni. Tetapi sejak
akhir abad 19, lebih-lebih akhir- akhir ini ada suatu gejala yang menekankan
sifat-sifat imperis, oleh karena itu menganggap sebagai “ilmu pengetahuan
tentang seni”.
2.7 Masalah Keindahan
Keindahan merupakan anugerah yang diciptakan oleh tuhan untuk kita baik
itu berupa penglihatan maupun pendengaran, terutama di bidang seni. Tetapi
sayangnya masih banyak orang yang tidak mengetahui dengan pasti letak keindahan
atau makna sebenarnya dari hasil karya para seniman, yang membuat mereka
memberikan kritikan pedas atau bahkan menghina hasil karya mereka yang membuat
seniman tersebut depresi dan akhirnya bunuh diri. Telah banyak kasus seperti
ini terjadi salah satu contoh yang bahkan hingga saat ini masih kita ingat
ialah pelukis terkenal asal belanda yaitu Van Gogh. Dalam semasa hidupnya karya
yang dihasilkannya tidak terlalu di apresiasi dengan baik oleh kebanyakan orang
pada saat itu, yang membuat ia depresi lalu mengakhiri hidupnya dengan cara
bunuh diri yaitu pada usia 37 tahun. Namun nyatanya setelah ia meninggal
karyanya mulai di kenal oleh banyak orang, mulai dari tempatnya berasal hingga
menyebar luas ke seluruh dunia.
2.8 Solusi
Dengan diadakannya acara pameran karya seni seniman – seniman yang ada
merasa dihargai hasil karyanya. Dan hasil karya
para seniman dapat diapresiasi oleh para pengunjung yang datang
kepameran tersebut, agar hasil karya para seniman akan terus hidup dan di
apresiasi hingga generasi selanjutnya.
2.9 Saran
Sebaiknya mulai dari sekarang kita harus menanamkan dalam diri kita
sikap saling menghormati satu sama lain, dan belajar untuk mengetahui betul
unsur keindahan dari setiap aspek di dalam hidup kita ini. Dan alangkahnya
baiknya kita memberikan masukan atau saran secara baik – baik agar tidak
memberikan efek negatif kepada si pendengar, agar kejadian yang sudah lampau
tidak terjadi lagi.
Sulaeman, Munandar.
1998. Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama
Tri Prasetya Joko. 2004. Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta: PT Asli Mahasatya
Whidagdo, Djoko. 2002. Ilmu
budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran Dan Hadits.
Jakarta:
PT. Raja Geapindo Persada
Komentar
Posting Komentar